Wednesday, March 16, 2011

Say YES to GAMBARU!

Say YES to GAMBARU!

by Rouli Esther Pasaribu on Monday, March 14, 2011 at 12:02pm
 
Terus terang aja, satu kata yang bener2 bikin muak jiwa raga setelah tiba di Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan. Muak abis, sumpah, karena tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata penutup selalu : motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama), motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih  dan lebih lagi). Sampai gw rasanya pingin ngomong, apa ngga ada kosa kata lain selain GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru.

Gam baru itu bukan hanya sekadar berjuang2 cemen gitu2 aja yang kalo males atau ada banyak rintangan, ya udahlah ya...berhenti aja. Menurut kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya :

"doko made mo nintai shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha abis-abisan)

Gambaru itu sendiri, terdiri dari dua karakter yaitu karakter "keras" dan "mengencangkan". Jadi image yang bisa didapat dari paduan karakter ini adalah "mau sesusah apapun itu persoalan yang dihadapi, kita mesti keras dan terus mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas persoalan itu" (maksudnya jangan manja, tapi anggap semua persoalan itu adalah sebuah kewajaran dalam hidup, namanya hidup emang pada dasarnya susah, jadi jangan ngarep gampang, persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru, titik.).

Terus terang aja, dua tahun gw di jepang, dua tahun juga gw ngga ngerti, kenapa orang2 jepang ini menjadikan gambaru sebagai falsafah hidupnya. Bahkan anak umur 3 tahun kayak Joanna pun udah disuruh gambaru di sekolahnya, kayak pake baju di musim dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37 derajat mah ngga usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia melawan penyakitnya itu sendiri. Akibatnya, kalo naik sepeda di tanjakan sambil bonceng Joanna, dan gw ngos2an kecapean, otomatis Joanna ngomong : Mama, gambare! mama faitoooo! (mama ayo berjuang, mama ayo fight!). Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah penghabisan it's a must!

Gw bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting banget dalam hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan kekuatan 9.0 di jepang bagian timur. Gw tau, bencana alam di indonesia seperti tsunami di aceh, nias dan sekitarnya, gempa bumi di padang, letusan gunung merapi....juga bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi. Tapi, tsunami dan gempa bumi di jepang kali ini, jauuuuuh lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia.

Wajaaaaaaar banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat jepang panik kebingungan karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo mereka kemudian mulai ngerasa galau, nangis2, ga tau mesti ngapain. Bahkan untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan. Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan.

Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini? Dari hari pertama bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala ebiet diputar di stasiun TV. Nyari-nyari juga di mana rekening dompet bencana alam. Video klip tangisan anak negeri juga gw tunggu2in. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali ngga disiarkan di TV. Jadi yang ada apaan dong?

Ini yang gw lihat di stasiun2 TV :

1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada
2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di wilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)
3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana
4. Tips-tips menghadapi bencana alam
5. nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam
6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana
7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar bernilai banget harganya)
8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh hati
9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :
*ada yang nyari istrinya, belum ketemu2, mukanya udah galau banget, tapi tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di tempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)
*Tulisan di twitter : ini gempa terbesar sepanjang sejarah. Karena itu, kita mesti memberikan usaha dan cinta terbesar untuk dapat melewati bencana ini; Gelap sekali di Sendai, lalu ada satu titik bintang terlihat terang. Itu bintang yang sangat indah. Warga Sendai, lihatlah ke atas.

Sebagai orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara penanganan bencana ala gambaru kayak gini, gw bener-bener merasa malu dan di saat yang bersamaan : kagum dan hormat banget sama warga dan pemerintah Jepang. Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya terbatas banget, negeri yang alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa dan punya mental sekuat baja, karena : falsafah gambaru-nya itu. Bisa dibilang, orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa selain GAMBARU. Dan, gambaru udah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan dalam hidup.

Bener banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan. Hanya, mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya, Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada rumput yang bergoyang.....I guarantee you 100 percent, selama masih mental ini yang berdiam di dalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, gw rasa bangsa kita ngga akan bisa maju. kalau ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani bertanggungjawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup. Jika diperjelas lagi, ngga berani bertanggungjawab itu maksudnya  : lari dari masalah, ngga mau ngadepin masalah, main salah2an, ngga mau berjuang dan baru ketemu sedikit rintangan aja udah nangis manja.

Kira-kira setahun yang lalu, ada sanak keluarga yang mempertanyakan, untuk apa gw menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke Jepang, ngga ada gunanya, kalo mau S2 atau S3 mah, ya di eropa atau  amerika sekalian, kalo di Jepang mah nanggung. Begitulah kata beliau. Sempat terpikir juga akan perkataannya itu, iya ya, kalo mau go international ya mestinya ke amrik atau eropa sekalian, bukannya jepang ini. Toh sama-sama asia, negeri kecil pula dan kalo ga bisa bahasa jepang, ngga akan bisa survive di sini. Sampai sempat nyesal juga,kenapa gw ngedaleminnya sastra jepang dan bukan sastra inggris atau sastra barat lainnya.

Tapi sekarang, gw bisa bilang dengan yakin  sama sanak keluarga yang menyatakan ngga ada gunanya gw nuntut ilmu di jepang. Pernyataan beliau adalah salah sepenuhnya. Mental gambaru itu yang paling megang adalah jepang. Dan menjadikan mental gambaru sebagai way of life adalah lebih berharga daripada go international dan sejenisnya itu. Benar, sastra jepang, gender dan sejenisnya itu, bisa dipelajari di mana saja. Tapi, semangat juang dan mental untuk tetap berjuang abis-abisan biar udah ngga ada jalan, gw rasa, salah satu tempat yang ideal untuk memahami semua itu adalah di jepang. Dan gw bersyukur ada di sini, saat ini.

Maka, mulai hari ini, jika gw mendengar kata gambaru, entah di kampus, di mall, di iklan-iklan TV, di supermarket, di sekolahnya joanna atau di mana pun itu, gw tidak akan lagi merasa muak jiwa raga. Sebaliknya, gw akan berucap dengan rendah hati : Indonesia jin no watashi ni gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro kara kansha itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu. (Saya ucapkan terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti dan mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia. Saya akan berjuang tiap hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian semuanya, orang-orang Jepang).

Say YES to GAMBARU!

89 comments:

  1. wah... keren... mantaffff!
    ngebaca tulisan ini, rasanya bikin gimanaa gt...
    thanks ya udah sharing.
    semoga keadaan di Jepan cepet baekan.

    ReplyDelete
  2. Tulisan yg sangat menarik dan inspiratif! Kebetulan saya sedang menulis tentang respons bangsa Jepang terhadap bencana yg sedang mereka hadapi dalam blog saya, boleh pinjam tulisannya sebagai tambahan referensi? 大変だけどずっとずっと頑張っててネ!

    ReplyDelete
  3. Inspirasi yang menarik ito

    Saya sering mengumpakan hal yang mirip kepada anak-anak atau saudara
    Walau kita tinggal di kota, jangan manja. harus bejuang keras dan lebih keras

    Mengutup nasihat ayah Zidane Zidane kepada anakanya, Zidane, "kit akaum imigran, jadi harus bekerja tiga kali lebih rajin daripada penduduk native".

    Dan dalam contoh lainnya, kita bisa mengambil hikmah dari nelayan. Seterik apa pun sinar matahai, selebat apa pun hujan, dan segoncang apa pun kapal karena dihantam ombak, dia tidak akan ciut nyali.

    Salam
    Domu Ambarita, adiknya Pasaribu.

    Ito mohon izin, tulisan ito ini asya ambil dan saya share ke facebook

    ReplyDelete
  4. Tulisan yang inspiratif. izin share ya Mbak.

    ReplyDelete
  5. Hi...aq dpt artikel ini dari milis, akhirnya dpt jg sourcenyaa. its very nice article.. highly thumbs up..btw ijin share yah,biar smua dpt semangat GAMBARU nya ;)

    ReplyDelete
  6. bagus banget loh mbak semangat GAMBARUnya.. :D
    memang yang saya ingin ambil dari dunia timur itu falsafah hidupnya yang luar biasa, khususnya local wisdomnya.. :D

    thx for sharing

    ReplyDelete
  7. Salam kenal Bu Rouli.. izin share juga ya Bu..
    Sukses untuk Ibu sekeluarga..

    ReplyDelete
  8. menarik banget mbak, sangat memotivasi!

    ReplyDelete
  9. Salam kenal Bu Rouli...
    izin share ya Bu..
    Sukses untuk Ibu dan keluarga

    ReplyDelete
  10. Gilaaa...!!! Ini postingan keren sekali. Banyak dishare di Twitter, Facebook dan blog laen. Inspiratif.
    Go GAMBARUU!!!!

    ReplyDelete
  11. the power of positive thinking... :) thanks Mba for sharing...smoga positive thinking minded nya nyebar kemana-mana sejajar dengan nyebarnya tulisan mba ini

    ReplyDelete
  12. Saya pernah studi di Jepang, walau tidak lama, hanya 2 bulan, tapi saya pelajari semua semaksimal mungkin ttg negri yg satau ini. Teknologinya, memang itu bidang yg saya tekuni, budayanya, bahasanya, tata cara dan kebiasaan sehari- harinya. Memang sangat istimewa, khususnya ttg disiplin dan tetap waktunya, nyaris tdk bisa ditawar. Sangat akurat dan punctual. Satu lagi kalau Anda kehilangan dompet di tempat- tempat umum, tdk usah khawatir, datangi saja tempat Lost & Found, pasti ada deh dompet Anda di sana, utuh, lengkap, tdk kurang satu apapun
    Gambaru....memang tiada duanya
    Salam

    ReplyDelete
  13. salam kenal mbak..ijin share di FB ya,tulisan mbak tentang GAMBARU ini..very inspiring..saya sampe mewek bacanya..tq

    ReplyDelete
  14. setuju dengan komen anda banyak yang "mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya, Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada rumput yang bergoyang."

    mulai sekarang kita GAMBARU

    ReplyDelete
  15. Tulisan yang sangat membangun, smoga smakin diberkati yah Bu...
    Mohon ijin unt share kepada teman2, boleh...?

    ReplyDelete
  16. salam kenal mbak. tulisannya menginpirasi dan mengingatkan saya pada masa - masa kuliah, dimana saya selalu bilang GANBATTE!! :) tanpa tahu hakikat dasar dari kata - kata itu. mohon ijin share ya mbak, terima kasih.
    salam.

    ReplyDelete
  17. Mbak, thank you for sharing this amazing story. Saya benar-benar terharu dan kagum. May i share this story too with my friends? To remind them that there will always be a way!

    ReplyDelete
  18. Tulisan yang keren Abis ... cukup membuat ku terkesima ... kapan INDONESIA tercinta bisa begitu ... ku Salut mbak ... sukses and take care yaa ...

    ReplyDelete
  19. salam kenal ,Bu Pasaribu. :)
    tulisannya sangat membangun dan semoga bisa mengubahkan paradigma kita yang salah selama ini dan mengembalikan hakikat semangat bangsa kita yang telah lama mati.
    Benar-benar terberkati oleh tulisan ibu.
    Izin share ya bu. :)

    ReplyDelete
  20. keren mba...
    aku ijin copas pake link dari sini tanpa mengurangi rasa hormat boleh yaa? :)

    ReplyDelete
  21. Lebay ah, selalu begitu, melebih2kan bangsa lain ketimbang bangsa sendiri. Mosok tsunami Aceh, Nias, gempa di Padang, Jogja, letusan Merapi, dkk dianggap ringan2 saja? Woii, bangun donk. Percuma sekolah di Jepang, kalo hasilnya merendah2kan bangsa sendiri. Kenapa sih selalu begitu?

    Saya respek dengan Gambaru, apapun itu artinya. Tapi muak dengan prilaku inlander ala penulis blog ini. Bukan begitu caranya membangun peradaban dan kemandirian bangsa.

    ReplyDelete
  22. sangat mengispirasi...thanks...dan ijin sharing ya

    ReplyDelete
  23. visiting! :D
    this one is sooooo WOW!
    :D

    ReplyDelete
  24. Menyentuh!
    Thanks for sharing ya..
    Take care

    ReplyDelete
  25. kadang saya merasa seperti itu ..
    males denger kata gambaru...

    ReplyDelete
  26. wow.... nice post... GAMBARU.... inspirasi buat negri tercinta ini.....

    ReplyDelete
  27. terus terang, posting ini bagus.
    menyentuh hmmm maka pertanyaan yang bagus adalah, mampukah kita menjadikan bangsa kita seperti itu (bangsa jepang dalam hal ini)

    apa yang dapat kita kontribusikan (kontribusi kecil aja) agar bangsa kita bisa memiliki mental seperti itu. seperti kata orang hebat, think global, act local.

    gak cuma bisa kritik, tapi juga bisa beraksi, apakah nantinya orang orang yang punya tingkat edukasi yang tinggi sampai kuliah ke luar negeri bisa membawa sedikit budaya yang bagus dari sana untuk diimplementasikan pada diri dan keluarga (minimal) atau bahkan bisa mengimplementasikan pada cakupan yang lebih luas lagi?

    kalau anda bisa saya salut empat jempol buat anda. karena rata rata yang saya lihat, orang orang yang bisa kuliah sampai di luar negeri, sekembalinya ke indonesia ya sama saja, paling paling mereka cuma bisa membandingkan "eh kalo di sana gini lho"

    gak ubahnya mahasiswa yang bisa nya demo aja tapi setelah jadi pejabat gak beda dengan yang lain.

    ReplyDelete
  28. gambaru, hari ini sy baca di kompas, ulasan tentang gambaru, sy sangat terinspirasi dengan falsafah gambaru, terus terang baru kali ini saya tau makna dari gambaru tsb, so terimah kasih ibu, yg telah berbagi Tuhan memberkati anda sekeluarga, Gambaru yes

    ReplyDelete
  29. Salam kenal mbak...
    minta izin untuk share ya mbak..
    Sukses untuk mbak sekeluarga

    ReplyDelete
  30. Terima kasih karna sudah berbagi pengalaman.
    GAMBARU >,<

    ReplyDelete
  31. Thanks for sharing, Mbak.. Salam kenal ya. Ijin aku share di FB ku ya.. Thanks.

    ReplyDelete
  32. Nice piece! thanks for sharing this :)
    Gambaru!

    ReplyDelete
  33. Nice post! I would like to share this inspired post with all my friends. Minta diizinkan ya :)

    ReplyDelete
  34. Wooww..saya terharu membaca tulisan Ibu..terima kasih telah meluangkan waktu untuk sharing kepada Sesama..semoga Ibu selalu dilindungi yang Maha Kuasa..izin share ya bu..

    ReplyDelete
  35. Thanks mbak udah share pengalamannya dsana, mudah2an sukses studinya dsana
    izin share ya mbak..

    ReplyDelete
  36. Saya akan share ke murid-murid saya....terimakasih sekali sharingnya... semangaattt!!...Gambaru !!!...(^.^)/..

    ReplyDelete
  37. Kak Rouli, thx buat sharing nya. Setelah releksi terhadap diri sendiri jadi malu rasanya.
    James sekeluarga tetap semangat ya...

    ReplyDelete
  38. Thanks for your inspiring and precious post! Mohon ijin berbagi dengan para mahasiswa...

    ReplyDelete
  39. Wah, artikelnya sungguh inspiratif banget.
    Mohon ijin utk saya masukan di blog saya dg kategori artikel bagus..

    Salam
    Nasrul Chair
    http://nasrulchair.wordpress.com

    ReplyDelete
  40. Terima kasih atas tulisannya Mbak, sangat menginspirasi. Semoga Jepang bisa tetap tegar dan segera pulih dari cobaan ini. Sedikit kritik nih:
    1. Gempa dan tsunami di Jepang tidak lebih parah daripada bencana yg melanda negeri ini. Pernyataan Mbak salah besar. Gempa dan tsunami aceh contohnya, bencana ini masih lebih besar daripada yg melanda Jepang kemarin, silahkan lakukan studi literatur. Meskipun spesialisasi mbak bukan di ilmu pasti, tapi tetap harus menulis berdasarkan fakta yg terukur dong, jangan asal bunyi tanpa dasar fakta yg jelas.
    2. Tolong jangan merendahkan bangsa sendiri yah Mbak. Mengkritik boleh, tapi gunakanlah bahasa yg lebih sopan dan berkualitas. Mengambil nilai-nilai positif dari budaya bangsa lain adalah hal yg baik. Mungkin Mbak tidak berada di aceh saat tsunami terjadi, atau di jogja saat merapi mengamuk. Begitu banyak orang-orang INDONESIA yg dengan sukarela dan resiko kehilangan nyawanya berusaha menolong sesama, tidak hanya memberi semangat, tapi melakukan tindakan nyata. Memang saya kecewa dengan cara penguasa di sini menangani bencana, memang saya kecewa dengan media di sini dalam memberitakan bencana, tapi bukan berarti kita berhak merendahkan para donatur, korban dan bahkan para relawan dan petugas yang berjibaku di tempat bencana, berkorban harta bahkan jiwanya untuk sesama. Menurut pengamatan saya, bangsa Indonesia adalah salah satu bangsa yg tingkat empatinya paling tinggi terhadap sesamanya, sayangnya hal ini justru disalahgunakan oleh penguasa, politikus, dan media di sini.
    3. Pendidikan di Eropa dan US tidak lebih baik dari di Jepang. Paling tidak untuk bidang ilmu pasti dan ilmu rekayasa, pendidikan di Jepang adalah salah satu yg terbaik di dunia. Kalau untuk bidang sastra saya kurang tahu.
    4. Saya rasa Mbak salah mengintrepetasikan pandangan masyarakat kita bahwa bencana itu adalah salah satu bentuk peringatan dari Tuhan untuk manusia. Setiap orang beriman pasti percaya bahwa Tuhan selalu punya alasan yg BAIK dan BENAR untuk semua kehendak-Nya. Jadi kalimat "Tuhan mungkin murka" itu tujuannya bukan menyalahkan Tuhan (karena Tuhan tidak pernah dan tidak mungkin salah), tapi justru untuk membuat KITA SEMUA melakukan introspeksi diri, melihat kembali kesalahan atau dosa yg telah kita lakukan di masa lalu dan merencanakan masa depan tanpa mengulangi kesalahan-kesalahan itu. Aktualisasinya: memohon ampunan-Nya, mencari solusi, dan berusaha menjadi manusia yg lebih baik. Jadi sebagai orang beriman kita tidak membutuhkan kalimat "lihatlah titik terang di atas", karena kita yakin bahwa badai pasti berlalu, karena Tuhan tidak akan memberikan cobaan yg lebih besar daripada kemampuan manusia itu sendiri.
    5. Bangsa Jepang di mata saya adalah bangsa yg mengagumkan dalam hal kedisiplinan dan integritasnya, meskipun ada aspek2 kehidupan mereke yg berbeda dengan nilai moral yg saya yakini. Mari kita replikasi nilai yang positif dan kita kombinasikan dengan budaya luhur kita. Komentar saya ini sama sekali tidak bermaksud untuk merendahkan bangsa manapun, hanya berusaha memberikan kontribusi pandangan yg berimbang. Terima kasih.

    ReplyDelete
  41. Thanx buat ceritanya ya kak... Sangat menguatkan dan inspiratif. Aku mau cerita ke murid2 ku. Mereka perlu tau cerita ini... GBU always...

    ReplyDelete
  42. what a post!!!!!!!!!!
    so inspiring meH...

    Mauliate Godang inang

    ReplyDelete
  43. Saya baru kemarin mendengan kata Gambaru (20-3-2011) melalui kotbah minggu di gereja. Saya penasaran dan ingin mengetahui lebih dalam tentang kata tersebut. Penelusuran melalui internet terjawab melalui tulisan Ibu Rouli. Terima kasih atas tulisannya, sangat menginspirasi dan benar-benar menjadi "modal" yang dasyat untuk berjuang mengisi dan menjalani hidup ini. Saya kagum dengan etos kerja orang Jepang, sehingga saya berkeinginan studi lanjut di Jepang ketika selesai S1 dulu. Semoga suatu saat saya dapat menginjak bumi samurai. Arigato... ibu Rouli...GBU and family... by. Roy J.P

    ReplyDelete
  44. Saya sampai ke sini karena mendapat kiriman "Say Yes to Gambaru"
    Salut untuk kekonsistenan Ito untuk update Blog. Dalam usia yang cukup muda -Belum setahun- Blog ito ini sudah memiliki traffic yang sangat bagus. Sangat diminati di Indonesia dan Jepang. Terus terang saya iri dengan Ito.
    Blog ito sukses karena:
    1. Kontent konsisten.
    2. No Ads dan
    3. Bersahaja.
    Kiranya studinya sukses lulus sesuai dengan waktunya. Sukses sebagai Ibu, Istri, sebagai Orang Batak, Orang Indonesia. Jesus Bless You.
    Do the best you can God will take the rest for you.

    がんばって!!
    www.darmanpurba.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. To, sayang sekali, tidak ada update terbaru di blog ini. Traffik jadi hilang.

      Delete
  45. blognya bagus bu... Inspiratif.
    kita memang harus belajar banyak dari negara manapun yang memang sudah terbukti unggul. Salah satunya penanganan media. Media kita memang terlalu sering memberitakan hal yang sepele, misal; tawuran, copet, bahkan berlebihan dalam memberitakan kejahatan seperti mutilasi. Namun, hal penting lain seperti prestasi siswa, seminar yang bermanfaat bahkan mengangkat kerasnya perjuangan "orang-orang kecil" jarang mendapat tempat.

    btw, ijin copy paste ya...

    ReplyDelete
  46. Salam kenal...
    Tulisannya sangat menginspirasi...
    Terima kasih sudah mau membaginya...

    ReplyDelete
  47. Mental sontoloyo ternyata juga menghinggapi bangsa Jepang, yg dipuja-puji di sini:
    http://international.okezone.com/read/2011/03/21/413/436959/operator-pltn-fukushima-palsukan-laporan-pemeriksaan-reaktor

    "Papan daya yang mengalirkan listrik ke katup pengontrol suhu reaktor tidak pernah diperiksa selama 11 tahun."

    Mosok 11th diperiksa ala kadarnya doank, pantesan gampang meledak. Gimana nih, apa gambaru-nya masih berlaku? Atau jangan2 sudah expired, karena tidak pernah dicek benar2.

    ReplyDelete
  48. thx 4 sharing!
    semoga bs menginspirasi kita semua

    ReplyDelete
  49. Salam kenal Bu Rouli, tulisan ibu sungguh menginspirasi. Terutama menginspirasi saya untuk menulis tentang opini latar belakang Gambaru dan makna kata yang serupa di Indonesia.
    http://adasupriadi.wordpress.com/2011/03/22/dibalik-gambaru-jepang-dan-semangat-puputan/
    Jika berkenan, mohon dikunjungi & dikomentari

    ReplyDelete
  50. うん。日本は凄い国ですね。。。私も日本へ行きたいんだけど、まだたくさん勉強しなければなりません.じゃ、一緒に頑張れ!!!

    ReplyDelete
  51. Waw... Luar biasa, Bu. Sangat Inspiratif. Memang untuk urusan semangat dan daya juang, Jepang ahlinya... Pengalaman saya waktu bekerja di Perusahaan Jepang, memang begitulah adanya. Setiap pagi secara bersama-sama dan penuh semangat bilang GAMBARIMASU!!! Tanpa mengecilkan penderitaan yang sedang dialami bangsa Jepang, alangkah baiknya jika negara kita ini belajar, belajar untuk memiliki tingkat survival yang lebih, semangat yang lebih, dan daya juang yang lebih. Bukannya malah gontok2an sendiri untuk urusan yang ga penting buat rakyat...

    Semoga dapat menginspirasi saudara2 kita di tanah air...

    ReplyDelete
  52. terima kasih Bu, tulisan yang sangat inspiratif, ijin dibagi ya Bu...

    ReplyDelete
  53. sangat inspiratif..

    pola pikir seperti ini seharusnya diterapkan oleh rakyat Indonesia juga :)

    terima kasih buat sharing-nya bu..
    Gbu!

    ReplyDelete
  54. Benar-benar inspiratif

    ijin share ya...

    ReplyDelete
  55. Saya dpt tulisan ibu dari seorang temen dimilis, karena sangat menarik dan inspiratif saya penasaran ingin tahu photo ibu dan sy searc, alhamdulillah ketemu. Thanks share pengalaman dan ilmunya! yes gambaru untuk bangsaku!

    oh iya bu, ijin save diblogku ya?

    ReplyDelete
  56. Hai, Rouli

    Perkenalkan saya darma widjaja dari Fakultas Teknik Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida), Jl. Tanjung Duren Raya no. 4, Jakarta BArat 11470.

    Saya mohon ijin mengutip penuh tulisan "Say Yes to GAMBARU" ini untuk dimuat dalam Buku Yudisium Fakultas Teknik Ukrida periode Semester GAnjil 20110/2011, yang akan diadakan besok Jumat 25 MAret 2011. Semoga semangat Gambaru dapat diresapi juga oleh para alumni Fakultas saya ini.

    Terima kasih.

    ReplyDelete
  57. よいストーリー inspiring banget.
    mohon ijin untuk share semangatnya ke teman-teman ya mbak.

    ReplyDelete
  58. Saya sungguh sangat terinspirasi dengan apa yang Apa yang tulis, sungguh sebuah tulisan yang sangat "menampar" saya yang masih suka nangis manja menghadapi masalah. Saya sempat membacakan isi tulisan Say Yes To Gambaru kepada istri saya dan setelah selesai dia terharu dan sekaligus seperti di re-charge. Terima kasih sudah berbagi semangat, semoga terus menginspirasi dan sukses untuk studinya. Gambaru!!!

    ReplyDelete
  59. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  60. Sangat inspiratif, dan saya sangat tergerak untuk turut menyebarkan semangat ini dengan mengutip seluruh tulisan ini tanpa mengubah kalimat dan tanda bacanya, agar bisa sesuai dengan semangat yang ada didalam tulisan aslinya

    Saya juga tambahkan link ke tulisan aslinya ini, mohon agar bisa diperkenankan, terima kasih

    http://indra307.blog.friendster.com/2011/03/gambaru-sikap-hidup-yang-selalu-penuh-semangat/

    ReplyDelete
  61. wah... mbak atau ibu ni manggilnya,,, keren banget ni cerita... bikin ane tambah semangat ni... btw ijin share di fb ya bu/mbak... :D

    ReplyDelete
  62. Thank you sharingnya.
    Sangat memotivasi dan menginspirasi.
    Say YES to GAMBARU....!

    ReplyDelete
  63. Tulisan yang menginspirasi, saya baca juga kutipan di harian Republika, 22 Maret 2011.

    http://republika.co.id:8080/koran/0/131553/GAMBARU_GAMBATTA_NORIKOERU

    ReplyDelete
  64. Terima Kasih atas sharingnya, Mbak...
    Semoga kita dapat selalu mengambil manfaat positif atas apapun, dimanapun.

    Ijinkan saya mengutip salah satu paragraf :
    Bener banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan. Hanya, mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya, Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada rumput yang bergoyang.....I guarantee you 100 percent, selama masih mental ini yang berdiam di dalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, gw rasa bangsa kita ngga akan bisa maju. kalau ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani bertanggungjawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup. Jika diperjelas lagi, ngga berani bertanggungjawab itu maksudnya : lari dari masalah, ngga mau ngadepin masalah, main salah2an, ngga mau berjuang dan baru ketemu sedikit rintangan aja udah nangis manja.

    Sejauh yang saya tahu, masih banyak orang hebat di negeri Indonesia ini, yang pantas mendapatkan penghargaan yang sama dengan warga Jepang yang sedang menghadapi tantangan hidupnya tersebut, karena semangat GAMBARU-nya untuk melanjutkan langkah sebagai manusia yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan lingkungan di sekitarnya, meski sebagian besar dari mereka tidak pernah diliput oleh media massa di Indonesia, karena bukan pengusaha, pejabat, selebritis atau figur publik yang lain.

    Salam GAMBARU...

    ReplyDelete
  65. Bener2 artikel yg "nancep" bgt! Really inspiring!
    Benar kata mbak, orangtua saya, terutama bunda saya, pernah berkata "ngapain jauh2 ke jepang buat belajar manga-nya, dsb? Di singapura kan bisa, ga perlu jauh2 lah!" Sekarang saya bisa buktikan mengapa saya ingin pergi ke negeri sakura itu. Saya ingin sekali punya GAMBARU seperti orang Jepang, dan karena itulah saya ingin ke sana untuk studi.
    Ijinkan saya posting di FB ya, semoga semua bisa membaca artikel ini. ;) Satu lagi, semoga becana yang melanda Jepang bisa terselesaikan dan bisa kembali normal :)

    ReplyDelete
  66. Rouli.. , bagus bangeeed.. gue baru aja sempet baca notes elo n langsung buka blog nya. Very touchy and inspiring.. Hal2 begini emang yang dibutuhin di negara kita. Udah capek gue disini setiap hari hanya melihat orang2 stress yang penuh emosi n nafsu aja.Gw share ya say.. Mudah2an kuliahnya cepet selesai ya, Amiin.. Gambatteee...

    ReplyDelete
  67. Salut. satu lagi sumber inspirasi

    ReplyDelete
  68. Mudah2an pecandu sinetron baca ini...inspiratif bangeettt...

    ReplyDelete
  69. ohayou....
    numpang share y bu bwt di fb...
    arigatou

    ReplyDelete
  70. Sebenarnya nilai-nilai "Keberanian,Pengorbanan,Perjuangan,Kerja keras" seperti di Gambaru itu kan biasa2 saja,disetiap negeri beradab nilai-nilai itu sudah tertanam.Yang menjadi luar biasa adalah jika nilai2 itu dianut secara full commit oleh banyak orang.so, problemnya anda tidak bisa "Bergambaru" sendirian di negeri kita.

    ReplyDelete
  71. Halo kak rouli, thanks for sharing :)

    Cuma am clarify fakta, gempa di Jepang ini bukan gempa terbesar di dunia kok kak, tsunami/gempa di Samudra Hindia taon 2004 magnitudenya 9.1-9.3. Ketiga terbesar. Yg jepang ini kelima. Tp mungkin kalo ditotal sama nuclearnya emang impactnya besar banget.

    Dan iyah. Menurut aku orang Indonesia backgroundnya lebi ngga punya apa2 kak dari pada orang Jepang. Bayangin aja, rakyat yg kena bencana alam ini mayoritas orang2 yg penderitaannya kaya ngga abis2, banjir ngga ada garis finishnya, kemiskinan di sana sini sementara pemerintah minta tiket kelas bisnis buat perjalanan rapat2 mereka ke luar negeri, tsunami nyapu banyak orang, pengungsi lumpur sidoarjo ngga ada yang mau tanggung jawab, mau gimana supaya mereka ngga putus asa? Aku ngga bakal heran kalo masing2 dari mereka bakal go nuts. Tp justru mereka ngga begitu. Orang Indo ngga kalah kuatnya dari pada orang Jepang. Ngga ada duanya juga dalam endurance. Mereka lebih kuat malah. Berjuang hidup dalam kondisi yg lebi ngga mungkin seumur hidup. Bukan pas bencana aja.

    Dan lagi ngga nyalahin Tuhan. Aku punya temen soalnya yg bokapnya kena tsunami Aceh dulu. Bisnisnya ancur. Mereka tetep leaning on God's strength and comfort in those hard times.

    Iyah. Cuma mau sharing sih. Lagi ini aku baca2 post yg ada kindergarten bully. hehe, glad to know Joanna could go through the first days at the daycare very well!! :)

    ReplyDelete
  72. mbak, menurut saya jgn terlalu percaya dengan media indonesia. media terlalu melebih-lebihkan. kita sebagai yg pernah menjadi korban gempa di padang jg pny semangat gambaru itu. media tidak meliputnya karena kita dianggap mampu, dia tidak akan menarik simpati pemirsa. yg diliput jg dibuat-buat sedihnya. intinya duits, mencari duits dari simpati. kesempatan dibalik bencana orang. cape d. jgn menganggap rakyat indonesia lemah. kita hidupnya uda keras, dengan persoalan yg aneh-aneh, berita jengkelin tiap ari, ga mungkin gampang keok hahahaha

    ReplyDelete
  73. Ketika saya kejeblos dan nyekakar habis-habisan, memang tidak ada pilihan lain kecuali menerima apapun yang sudah terjadi dan menghadapi apapun yang akan terjadi dengan kepala dingin. Merengek, berdukacita, marah-marah atau menimpakan kesalahan pada orang lain tidak akan membuat nasib saya menjadi lebih baik.

    ReplyDelete
  74. aLO mBAK,

    aku baca tulisan ini wkt pasca tsunami ada yg kirim di milis. Mbak kah? :D

    ini aku jg ada sedikit tulisan :)
    semoga bikin semangat lg & bs jd bahan refleksi

    http://kafemotor.wordpress.com/2011/08/23/ganbatte-spirit-jepang/#more-1166

    ReplyDelete