Di jaman medsos merajalela begini, kita jadi lebih sulit ambil waktu untuk baca buku, karena baca berita-berita di portal news online jauh lebih "gampang", baca komentar orang-orang atau lihat-lihat foto-foto yang diupload di akun medsos itu lebih menarik, nonton YouTube atau video lebih asyik, singkatnya banyak kegiatan yang dapat menggantikan kegiatan baca buku yang dulu sebelum internet mudah diakses, termasuk salah satu kegiatan untuk mengisi waktu luang sekaligus memperkaya batin.
Saya pribadi berpendapat, sekalipun banyak aktivitas pengisi waktu luang yang dapat kita lakukan, tetap saja membaca buku Itu tidak boleh dilupakan. Atau lebih tepatnya, membaca buku itu sebuah kebutuhan, bukan sekedar pengisi waktu senggang.
Saya sedang mencoba proyek pribadi, membaca buku di pagi hari setelah bangun tidur selama 30 menit dan membaca buku di kereta 60 menit. Dengan demikian, dalam satu hari, ada 90 menit waktu yang saya alokasikan untuk baca buku. Mengenai jenis bukunya, saya pilih novel, karena saya mau membaca refleksi kehidupan melalui naratif-naratif yang ditawarkan dan menjadikannya sebagai sarana untuk berdialog dengan diri sendiri.
Dengan membaca, kita merenung, berpikir, berdialog. Dengan membaca kita memperkaya batin dan mendapat inspirasi dan semangat baru.
Dalam tahun-tahun kelamnya di penjara, Nelson Mandela mendapatkan inspirasi dan semangat dari puisi "Invictus" (arti: penakluk, pemenang) karya William Ernest Henley. Salah satu bagiannya berbunyi :
"It matters not how strait the gate,
how charged with punishments the scroll,
I am the master of my fate;
I am the captain of my soul"
how charged with punishments the scroll,
I am the master of my fate;
I am the captain of my soul"
Dari balik dinding penjara yang dingin, angkuh, dan sepi, Nelson Mandela mendapat kekuatan untuk bertahan, salah satunya melalui karya sastra berupa puisi yang dibacanya.
Sudahkah Anda membaca buku hari ini? Kalau belum, mari penuhi undangan memperkaya batin, membijakkan diri, berdialog secara mendalam dengan diri sendiri dan tokoh-tokoh dalam karya sastra, melalui berbagai buku yang telah ditulis oleh para pengarang, para pekerja kemanusiaan itu.
Selamat tenggelam dalam bacaan!
Bogor, 2 Juni 2017
Rouli Esther Pasaribu
Rouli Esther Pasaribu
No comments:
Post a Comment