Monday, July 25, 2011

The battle of first master thesis defence

Thank God, first master thesis defence alias presentasi penelitian tesis S2 alias shuuron chuukan happyou, selesai dengan selamat!

Fiuuuh, ga terungkap dengan kata2, leganya gw setelah hari kamis, 21 juli jam 4 sore-5.30 sore berakhir. Total 1,5 jam gw presentasi dan ngelayanin tanya jawab dari para prof dan mahasiswa yang dengerin gw.

Biasanya, tahun2 lalu sih, yang presentasi itu minimal 3 orang deh, anak M2 (master tahun kedua) yang akan sidang tesis. Nahhhh tapi tahun ini, cuma gw aja yang presentasi. Kenapa? Soalnya, angkatan gw kan ada tiga orang tuh, termasuk gw, cuma yang satu cuti kuliah karena mau berkarir sebagai penyanyi, yang satunya lagi, ada masalah sama kondisi kesehatannya, akhirnya ya cuma gw yang tersisa. Trus kan biasanya, kalo master thesis defence gitu kan ada prof pembimbing yang nge-back up kita, tapi kali ini, beliau ga hadir karena lagi on leave, sabbatical di Inggris. Jadilah gw sendirian tanpa beliau, menghadapi 3 prof di jurusan gw, 6 mahasiswa master tahun pertama, 1 mahasiswa pertukaran pelajar,  1  mahasiswa doktor tahun pertama (alumni jurusan gw), dan 1 mahasiswa pendengar. Total 12 orang mengelilingi gw dengan berbagai pertanyaan, kritik, saran, masukan, dan sebagainya...you name it!

Jangan tanya gimana seremnya gw, aduuuuh gw serem banget boooo. Cuma ga keliatan aja di muka gw, karena gw sok tenang gitu gayanya. Padahal mah pressure banget sebenarnya. Trus, biasanya kan yang nanya hanya prof, nah kali ini, mahasiswa juga dikasih kesempatan, pertama malah, untuk nanya. Dari mahasiswa aja udah banyak banget pertanyaan dan kritik.  Bener2 itu yang namanya pertanyaan, bertubi2 banget, selesai jawab yang satu, yang lain angkat tangan, beres yang lain ini, udah ada lagi yang mau nanya, bener2 ngga abis2. Prinsip gw, udahlah sini, sini, ayolaj, tanyai aku, kata-katai aku, kritik aku, satu hal yang pasti, aku tidak akan mati hanya karena kata-kata. Itu semua gw jawab2in aja sebisa gw, yang ngga tau gw bilang aja ngga tau jawabannya, semua kritik, saran, gw iya2in aja, pokoknya jangan sampai gw keliatan bengong ngga sigap melayani pertanyaan mereka, biar bahasa jepang katro, otak juga standar, hajar bleh.....layanilah semua pertanyaan itu dengan sebaik2nya, ibaratnya customer nanya ke customer service!

Lolos dari sesi tanya jawab dengan sesama mahasiswa, berikutnya masuk sesi paling mengerikan, yaitu tanya jawab bersama para prof. Itu 3 prof, semuanya laki-laki, duduk berendeng di depan gw. Mukanya ngga ada yang senyum, serem gw. Giliran pertama, langsung si Shandeeee. Eng ing eng....pembukaannya aja udah kelas berat. Mulailah beliau bertanya, gw jawab aja semampu gw. Pokoknya no matter what, gw mesti mantap, ga boleh takut sama beliau. Gw kan ngga melakukan hal yang salah, gw hanya meneliti, what's wrong with that, untuk apa gw takut. Dan man, biar kata gw otaknya lemot, gw udah berjuang mati-matian demi presentasi hari ini, jadi ya gw mesti menghargai diri sendiri, janganlah minder di depan beliau. Gileeeee....pertanyaan dari shandee banyak juga, tapi semua gw jawab2in dengan penuh semangat, dan finally, muka beliau terlihat bahagia, beliau tersenyum lebar. Alhamdulilah! Sumpah, itu senyum Shandeee paling manis sepanjang sejarah tuh bagi gw mah! Katanya beliau puas dengan penjelasan gw, dan katanya kalo diterusin, nih tema penelitian menarik, beliau mengharapkan kelanjutannya di presentasi berikut. Okeee sepertinya beliau cukup senang, syukurlah.

Selanjutnya, masuk giliran ketua jurusan gw, namanya Prof Shimizu, yang kasih pertanyaan2. OMG, di sini nih gw banyak dikritik. Mungkin karena beliau ahli sastra jepang, jadi detil banget masukan dan kritiknya. Kata beliau, daftar isi gw ngebingungin, ngga kuat dasarnya. Ohhhh..okeeee masalah ga kuat dasar, jangankan daftar isi, diri gw secara keseluruhan pun pernah dikatain ga punya dasar sama prof pembimbing. Baiklah, ini masih kurang pait kata-katanya nih ya. Lanjut lagi, kata kajur,  kemarahan perempuan seperti apa yang kamu teliti? Definisinya harus jelas, jangan dicampur semuanya. Kamu bisa ga buktiin kemarahan perempuan dari teks karya sastra ini? kalau yang saya liat sekarang, ngga ada bukti yang kuat. Oh man, that's really something ya booooo, gw mesti nyari segudang bukti kayaknya untuk memperkuat argumen gw. Di bagian pertanyaaan2 dari kajur ini, yang gw banyak banget dikritik. Trus, katanya, kalo targetnya mau beresin bab 1 dan 2 di presentasi berikut, itu terlalu manja. Nanti ga akan cukup waktu untuk kerjain review dan revisi dari para prof. Jadi, bab 1-4 harus selesai semua bulan oktober ini, pas presentasi oktober ntar, dibahas dan dikritik, nah semua feedbacknya dikerjain sampai bulan desember, trus presentasi lagi, trus bikin yang versi revisinya, bulan januari tahun depan submit ke tata usaha fakultas, trus bulan februarinya sidang. Dalam hati gw mikir, OMG, 3 bulan untuk nyelesain semua bab? Tapi gw iya iyain aja dengan muka penuh semangat dan kesungguhan, padahal mah dalam hati gw ngeri mikirin mesti segera nyelesain tuh 4 bab. Gw pikir, di sini tuh sidang mah sidang aja, revisinya ntar pas beres sidang, tapi ternyata cara Jepang nih beda. Kita baru boleh sidang kalo revisi tesis udah beres dan memenuhi syarat untuk sidang. Jadi, setelah selesai sidang, ga ada lagi revisi, karena semua udah dikerjain sebelum sidang. Jadi emang gw liat sih, semua celah untuk mahasiswa bermalas2an, asli ditutup abis dengan sistem dan timeline dan target yang para prof tetapin. Dan itu ya booooo.....teteup, yang penting bagi para prof adalah proses, bukan hasil. Oke, hasil emang penting, tapi yang lebih penting adalah proses. Makanya, master thesis defence aja sampai 3 kali sebelum sidang beneran pas bulan februari, karena mereka mau ngikutin proses pembuatan tesis si mahasiswa. Bukan yang tau2 ketemu di meja sidang dan diabis2in di situ tanpa tau dari awal hingga akhir, gimana si mahasiswa struggle ngerjain tesisnya.

Setelah berhasil lolos dari berbagai kritikan cukup pedas dari kajur, masuk ke prof yang terakhir, namanya Prof Wada. Beliau ahli sastra perancis. Beliau sih ga nanya terlalu banyak, katanya semua pertanyaan beliau, rata2 sudah terjawab dari pertanyaan2 yang diajukan oleh para penanya sebelum beliau. Beliau cuma minta, di presentasi berikut, makin banyak contoh dari teks sastra yang memperkuat argumen, biar lebih kerasa penelitian sastranya. Emang penelitian karya sastra ini, yang utamanya adalah teks sastra itu, jadi bener2 semua lari2nya, kembali2nya harus ke teks. Gimana ngebuktiin bahwa teks tersebut menopang argumen yang kita kemukakan, itulah analisis teks sastra. Emang sih ya, yang paling utama dalam penelitian karya sastra, ya analisis teks, artinya, butuh pembacaan dan pemahaman yang mendalam terhadap tuh karya. Kalo kata Prof Wada sih, daftar isi gw udah cukup mudah dimengerti, bisa lanjut dengan yang ini. Tapi yang namanya kritik, pendapat, kan beda-beda ya dari setiap orang, selanjutnya mah terserah gwnya, gimana menyaring semua kritik, saran, masukan tersebut untuk meningkatkan kualitas tesis gw.

Setelah selesai presentasi, ada acara makan-makan di restoran. Emang selalu begitu, tiap ada master thesis defence, terakhir pasti ditutup dengan makan-makan bersama, untuk nyelamatin yang udah presentasi hari itu. Kerasa banget dukungan dari para prof dan teman-teman sejurusan, untuk gw menghasilkan yang terbaik dalam pembuatan tesis ini.

Satu perkataan paling mengharukan dari kajur, ketika acara makan-makan itu. Beliau bilang ke gw gini :

"Kalau hanya menulis tesis untuk sekedar lulus, itu bisa dengan mudah dikerjakan siapa saja. Tetapi, tugas saya adalah menarik keluar seluruh kemampuan dan kapasitas si murid, agar ia  dapat menjadi orang yang lebih berkembang di masa depan, bukan hanya sekedar memastikan si murid menulis tesis atau tidak. Saya harus menarik keluar semua kemampuan kamu, sehingga nanti, jika kamu pulang ke negara kamu, ada kekuatan yang bisa kamu bawa. Rouli, gambatte kudasai." (Teteuuuuup tuh ya, terakhirnya wajib deh ngomong gambaru, kalo ga ada tuh kata, belum afdol deh rasanya).

Sepanjang gw sekolah hingga hari ini, baru pertama kali gw denger, ada orang yang bilang mau menarik keluar semua kemampuan dan kapasitas diri gw. Terharu sangat gw. Biarlah liburan musim panas ini gw ga liburan tapi ngerjain nih tesis. Dan sampai tahun depan di meja sidang, gw tau, bakal banyak kata-kata pedas, kritik, apapun itu semua, silakan aja, kata-katai aku, kritiklah aku, karna aku tidak akan mati hanya karena kata-kata. Kata-kata itu justru membuatku menjadi lebih hidup dan memacuku untuk lebih hidup lagi. Beberapa hari setelah presentasi penelitian kemarin selesai, gw pikir-pikir lagi, itu kan sebenarnya, banyak banget kata-kata yang bikin pait dan down pas presentasi itu, tapi itu asli, saat presentasi, ibaratnya orang mau dioperasi, trus dia dibius biar ga ngerasa sakit, itu juga yang gw rasain, gw sama sekali ga ngerasa pait dengan semua kata-kata itu, ga bete, malah muka gw berseri-seri. Kayaknya urat pait gw asli udah putus. Dua tahun lalu, kalo gw dikata2in gitu, gw bakal mikirin dalem-dalem, bakal ngerasa pait, nista, dan semua lakon hiperbola lainnya, tapi sekarang gw malah melihat semua kata-kata pedas itu sebagai modal untuk bikin gw lebih maju di masa yang akan datang.

Masih ada dua kali lagi master thesis defence : 20 Oktober dan pertengahan desember 2011, dan real battle (sidang tesis) : awal Februari 2012. Tuhan, beri aku kekuatan untuk menghadapi semuanya dengan tenang, satu demi satu, pelan-pelan tapi pasti. Amin.

No comments:

Post a Comment