Tuesday, April 5, 2011

Tiga Musim Semi

April 2009, musim semi pertamaku di Jepang
Tiba tanggal 2 April di Osaka
Dengan cemas, khawatir, bingung
Dan rindu tak tertahankan pada Joanna
Yang saat itu masih berumur 1 tahun 10 bulan
Yang terpaksa aku tinggal sementara
Untuk mengurus kedatangan suami dan anak
Yang berencana akan menemaniku studi di Jepang
Disambut dengan angin cukup dingin, suhu 8 derajat celsius
Tinggal di asrama minami senri, dalam kamar sempit seorang diri
saat itu sakura mulai bermekaran
Orang-orang pun sibuk melakukan hanami dengan heboh
Piknik di bawah pohon sakura, dengan bekal andalan masing-masing
Duduk di tikar plastik berwarna biru langit
Sakura memang indah
Tetapi aku hanya bisa tersenyum di bibir, namun muram di hati melihat bunga indah ini
Hatiku teringat pada keluarga, dan di saat yang bersamaan
Galau bukan kepalang
Karena aku sama sekali tidak mengerti isi perkuliahan di kelas
Terlalu sibuk dengan urusan pedalaman hati
Musim bunga sakura pun lewat begitu saja
Tanpa sempat aku rasakan keindahannya

April 2010, musim semi keduaku di Jepang
Ada sedikit rasa lega
Karena sudah diterima secara resmi di program S2
Setelah melewati satu tahun masa mahasiswa peneliti
Bersamaan dengan upacara penerimaan mahasiswa baru di Osaka jo hall
Aku pun meniatkan diri untuk melakukan hanami
Di sekitar Osaka jo, bunga sakura bermekaran dengan indahnya
Bersama Mama yang saat itu sedang mengunjungiku di Jepang
Juga bersama James dan Joanna, suami dan anakku
Kami menikmati hidangan di bawah pohon sakura
Hidangannya enak memang, dan bunga sakura yang berdiri anggun adalah pemandangan menakjubkan
Di bibirku tersungging senyum, namun hatiku meringgis
Diam-diam sering menghela napas dan menerawang menatap kejauhan
Membayangkan anakku Joanna
yang harus berjuang di sekolahnya
dari pagi hingga sore berada di lingkungan yang ia tak mengerti bahasanya
Akankah dia kuat?
Dan akankah aku tega membiarkannya?
Aku tahu aku harus tega demi kebaikan semuanya
Namun saat itu hatiku sedih
Dan keinginanku hanyalah menggantikan dirinya di sekolah
Agar ia tidak perlu menderita beradaptasi
Tetapi, itu tidak mungkin bukan?
Dan lewatlah musim bunga sakura begitu saja
Tanpa aku hayati keindahannya dengan sepenuh hati

April 2011, musim semi ketigaku di Jepang
Hari ini, 5 April, orientasi dan perkenalan mahasiswa baru
Ada yang berbeda dari dua musim semi sebelumnya
Meski bunga sakura belum seluruhnya mekar di kampus
Namun hatiku kini bisa ikut tersenyum dengan bebas
Tidak ada tikar biru untuk melakukan hanami
Tidak ada hidangan enak di bawah pohon sakura
Namun sambil menikmati semilir angin musim semi
Saat aku mengendarai sepedaku di pelataran kampus
Aku merasa sangat tenteram
Ini tahun ketigaku di Jepang
Dua tahun yang aku lalui
Bukan dua tahun yang mudah
Meski tentu masih begitu banyak orang yang mengalami tahun-tahun sulit dibanding diriku
Namun hari ini, di sini, aku tetap bertahan
Dan yakin bahwa apa yang kulakukan adalah benar
Terbayang dalam benak
Setiap peristiwa, setiap orang yang memberiku banyak pengalaman kehidupan
James dan Joanna
Keluarga Bogor Baru
Keluarga Jalan Putri (dan keluarga besar Opung Theodora Simanjuntak tentu saja!)
Teman-teman SMP, SMA, kuliah di Indonesia
Dosen-dosen D3, S1, S2 di Indonesia
Teman-teman gereja di GKRI Bukit Sion Bogor
Rekan-rekan pengajar dan para mahasiswa jurusan Jepang di STBA LIA Jakarta
Para pengajar di daycare Hotarugaike (sekolah Joanna)
4 Profesor di jurusan (termasuk Shandeeee tentu saja)
Teman-teman di jurusan
Teman-teman sesama mahasiswa Indonesia di Osaka
Teman-teman gereja di Osaka International Church
Masa-masa tidak memahami isi kuliah
Hari di mana disuruh mengulang S2 oleh profesor
Hari-hari ketika pertama kali belajar masak
Hari ketika aku membersihkan WC dan sambil menangis dalam hati bertanya, apakah aku jauh-jauh datang ke Jepang untuk jadi asisten rumah tangga?
Hari ketika profesor menyatakan bahwa aku tidak punya dasar yang kuat
Hari-hari ketika aku pura-pura tertawa di kelas padahal dalam hati menangis karena tidak paham apa yang ditertawakan seisi kelas
Hari pertama mengantar dan melepas Joanna di daycare (sedihnya minta ampun)
Saat-saat galau karena James belum mendapat kerja dan gagal ujian S2
Hari-hari bahagia ketika Joanna mulai terbiasa di daycare
Saat kemenangan kecil ketika Profesor menyatakan bahwa penelitian yang mau aku kerjakan menarik
Saat penuh sukacita karena aku bisa melayani lagi sebagai guru sekolah minggu di Jepang
Masa-masa ketika masih bisa tersenyum dan bercanda dengan J dan J sekalipun kepala keluarga tidak punya pekerjaan
Saat penuh syukur ketika aku mendapatkan pekerjaan tambahan untuk tambahan bulanan
Kejutan menyenangkan, ketika notes "say Yes to Gambaru" dibaca banyak orang

Genap dua tahun di Jepang
Dan kini akan memasuki tahun ketiga
Aku tidak pernah menyesal datang kesini
Karena aku yakin sungguh
Bahwa ini yang terbaik untuk aku, anak dan suamiku
Terbaik bukan karena segalanya serba mudah
Tetapi justru karena banyak lika likunya yang tidak selalu mulus jalannya
Itu yang menjadikan
Hidup menjadi bernilai
Hidup menjadi bermakna
Dan hidup menjadi begitu berharga
Karena di sinilah aku sungguh merasakan
Hidup sebagai kehidupan yang sesungguhnya

Ajarkan aku lebih banyak lagi, Osaka
Aku ingin belajar darimu
Tentang hidup yang sesungguhnya dan seutuhnya

(Osaka University Graduate School of Letter, Toyonaka Campus, 5 April 2011)

No comments:

Post a Comment