Thursday, March 3, 2011

Membangun dasar

Osaka daigaku alias osaka university alias handai
seumur hidup tidak pernah terbayang bahwa aku akan menuntut ilmu di sini
namun, untuk setiap orang, memang sudah ada jalannya masing-masing
maka, pada April 2009, hijrahlah aku ke jepang
memulai babak hidup yang baru sebagai mahasiswa di osaka daigaku

Baru kutahu setelah tiba di Jepang
bahwa Osaka Daigaku termasuk universitas terbaik di Jepang
dengan polos aku bertanya pada orang-orang jepang,
 "emang susah masuk handai?"
karena dalam pemikiranku
jika orang macam aku saja bisa diterima, orang lain juga pasti bisalah

Hari-hari pertama menjadi kenkyuusei (research student)
Adalah hari-hari terberat untukku
Pertama kali mengikuti kuliah
Aku benar-benar tidak tahu apa yang dibahas
Terlalu banyak istilah sastra yang tidak aku mengerti
Saat itu aku rasanya ingin segera pulang ke Indonesia
Selama ini, tidak pernah sekalipun aku kesulitan mengikuti kuliah
Aku mengerti apa yang diajarkan dosen
Namun begitu tiba di jepang, bahkan topik yang dibahas apapun, aku tidak tahu
Aku sedih, sedih, sedih dan sedih

Yang paling menyakitkan adalah
Ketika seisi kelas tertawa karena sesuatu hal
aku tidak tahu apa yang sedang mereka tertawakan
saat itu bibirku tertawa, namun hatiku menangis
merasa bahwa aku tidak pantas berada di antara orang-orang ini, tidak akan mungkin dapat mengimbangi otak mereka

 Satu bulan setelah aku tiba di jepang
Profesor pembimbing menyatakan satu hal yang membuatku terpuruk
"Rouli, sebaiknya kamu mengulang S2. Kamu tidak punya dasar, mustahil bagi kamu untuk masuk S3"
Saat itu, aku hanya bisa diam terpaku mendengarkan perkataannya
Tubuhku lemas, aku benar-benar semakin merasa bahwa aku memang manusia paling goblok di dunia

Sesungguhnya yang paling menyakitkan bukanlah perkataan profesor pembimbing
namun, kenyataan bahwa apa yang dikatakan beliau memang benar adanya
dari dulu aku berharap-harap, ingin menjadi scholar dalam bidang sastra perempuan jepang
namun bagaimana bisa menjadi seperti yang aku harapkan
jika aku tidak punya dasar yang kuat?

Saat melihat deretan buku-buku di perpustakaan
Dan merasakan hati ini bergetar berada di antara buku-buku itu
Membaca profil para penulisnya dan berharap suatu hari nanti aku pun bisa menulis buku seperti mereka
Aku tahu pasti
Bahwa meski kemampuanku masih nol saat ini
Gairah dan panggilan hidupku memang inilah adanya
Menjadi scholar

Namun, apa jadinya jika gairah itu hanya berhenti sebatas keinginan saja dan tak pernah berusaha untuk diwujudkan?
Seumur hidup aku hanya akan hidup dalam mimpi
Dan tak akan pernah melihat mimpi itu menjadi kenyataan

Maka, menginjak bulan keenam di Jepang
Aku mulai menyusun strategi
Mengganti pola pikir
"Hari ini aku goblok, tapi syukurlah aku sadar bahwa aku goblok, jadi mesti belajar biar jadi orang pintar"
"Biarlah aku ketinggalan jauh dari para mahasiswa yang lain, tidak apa-apa, yang penting aku terus melangkah, perlahan-lahan tapi pasti"
"Aku punya anak dan suami, kondisiku  tidak bisa disamakan dengan mahasiswa lajang. Dari segi waktu, aku jauh lebih terbatas daripada mereka, tetapi itu seharusnya tidak boleh menghalangiku untuk maju."

Di kelas saat mengikuti kuliah
Aku mulai memberanikan diri untuk berbicara
menyatakan pendapat dalam bahasa jepang memang tidak mudah
apalagi pendapat ilmiah
rasanya seperti dikejar-kejar kereta api
panik, takut, tegang bercampur menjadi satu

Pada bulan kedelapan setelah tiba di jepang
akhirnya aku berhasil menemukan tema penelitian
hanya kurang satu bulan sebelum batas akhir pengumpulan proposal penelitian
sebagai syarat untuk mengikuti ujian masuk S2

8 Februari 2010
Aku mengikuti ujian masuk
Syukurlah, aku lulus
Aku tahu, itu anugerah dari Yang Maha Kuasa

April 2010
dimulailah tahun ajaran baru
resmilah aku mengulang S2
tidak apa-apa, aku ikhlas
jika memang harus mengulang, akan aku lakukan dengan segenap hati

Lalu dimulailah hari-hari yang cukup berat dalam mengikuti perkuliahan
tugas-tugas yang cukup menyita waktu
bacaan yang harus dibaca

Membaca buku dalam bahasa inggris atau jepang pun bukan pekerjaan mudah
Pertama mulai membaca, sungguh aku tidak mengerti isinya
rasanya ingin menyerah saja
namun saat itu aku ingat kata-kata Papa
"hanya orang yang berani melawan dirinya sendiri yang akan meraih keberhasilan"
maka aku melanjutkan membaca buku-buku itu

Menulis makalah pun tidak kalah sukarnya
Memang tidak gampang menulis bukan dengan bahasa ibu
tapi di sini tidak ada yang mengerti bahasa indonesia, bukan?
maka, aku menghabiskan waktu
kurang lebih sepuluh jam, hanya untuk menulis enam halaman

Tidak terasa, hampir satu tahun berlalu sejak aku menjadi mahasiswa S2 di Osaka Daigaku
Tidak terasa juga, dari total minimal 30 SKS yang harus diambil, aku telah mengumpulkan 26 SKS
Tidak terasa, bahwa mulai tiba saatnya untuk menulis tesis secara kongkrit

Ketika aku membaca karya sastra, menganalisis, dan menghubungkannya dengan teori
Ketika aku menemukan penemuan-penemuan kecil di dalam karya sastra itu
Ketika aku mencari arti kata dengan membuka kamus
Ketika aku membaca berulang-ulang konsep yang penting
Aku tahu bahwa aku sedang membangun dasar

S2 tahun pertama ditutup dengan presentasi penelitian untuk tesis
Setelah presentasi, ada sesi tanya jawab oleh para profesor
Syukurlah, aku bisa melaluinya dengan selamat
Tema penelitianku diakui
dan dinyatakan dapat lanjut terus dengan tema ini

Maka aku akan terus membangun dasar
Hingga akhirnya, suatu hari nanti, entah di usiaku yang keberapa tahun
Aku dapat menjadi seorang scholar
Dan mengajarkan pada anak didikku kelak
Apa yang aku pelajari selama aku berada di Jepang
Bukan hanya dari segi ilmu pengetahuan
Tapi lebih dari itu
Mental untuk terus berjuang
dan berani untuk melawan diri sendiri
Karena dengan begitulah kita menghargai kehidupan
dengan segala jerih lelahnya
dengan segala pahit manisnya
dengan segala penderitaannya yang penuh dengan keindahan

2 comments:

  1. wah tadi pas search di google dengan keyword "kuliah s2 gak kerasa 1 tahun berlalu" blog ini paling atas. lalu aku baca.

    very inspiring me..

    saya lg ambil s2 di jakarta, aslinya surabaya. saya ga pernah tinggal sendiri sebelumnya, selalu sama keluarga.

    belakangan sering gundah gulana, homesick? maybe. lalu saya sempat kepikiran untuk quit s2, tapi temen2 saya bilang, kamu ga nyesel kalo quit? baru 1 bulan juga. rasanya saya 1 bulan ini berjalan so slow..

    terus saya baca kaya gini di post kakak: "Tidak terasa, hampir satu tahun berlalu sejak aku menjadi mahasiswa S2 di Osaka Daigaku"

    yah semoga saya bisa berkata begitu 1 tahun kemudian..

    oia, saya di sini masi fresh grad s1, jadi masih kagok kalo pas di kelas, mereka ngomongnya bahasa lapangan sih. sama orang sini kayanya pada sibuk semua, sy ga kenal sm tetangga sy. hehehe.

    terima kasih banyak kak.. :)

    ReplyDelete
  2. maaf baru balas, Luckyspy. Iya, ngerti banget, kuliah pascasarjana emang suka bikin stress, apalagi pas awal-awal, ga tau rasanya apa yang mesti dikerjain. Apalagi kalau pindah kota gitu, adaptasinya aja makan waktu. Tapi pasti selalu ada yang bisa dipelajari, pasti akan ada gunanya di masa kini dan masa depan. Jadi, tetap semangat ya! Sukses selalu!!!

    ReplyDelete